Kerjasama Hendro dan Erwin semakin berkembang, cabang-cabang perusahaan
di kota “ kota besarpun mulai dibuka, sehingga Hendropun semakin sibuk
dengan perjalanan bisnisnya kesetiap cabang-cabang perusahaannya, dan
itu membuat Hendro semakin jarang dirumah. Dalam satu minggu Hendro
hanya 1-2 hari berada dirumahnya yaitu hari Sabtu atau Minggu, hari
Seninnya Hendro sudah mulai keluar kota kembali.
Seiring dengan berkembangnya usaha Hendro, keadaan ekonomi Hendropun
berubah, mereka sekarang tinggal di kawasan elite di bilangan Jakarta
Selatan, rumah mereka dilengkapi dengan kolam renang dalam ruangan,
penghuni rumahpun mulai bertambah, mereka sekarang mempunyai 4 orang
pembantu, 3 perempuan dan 1 laki-laki, yang perempuan bertugas
membersihkan rumah, mencuci, memasak dan sebagainya, sementara yang
laki-laki bertugas merawat dan membersihkan taman dan kolam renang.
Tuti, Narti dan Ani adalah nama pembantu wanita mereka, Tuti berusia 20
tahun, Narti dan Ani berusia 19 tahun, sementara itu Pono pembantu
lelakinya berusia 18 tahun. Mereka semua berasal dari satu daerah,
Hendro yang membawa mereka datang ke Jakarta. Tuti dan Narti keduanya
berstatus janda, mereka berdua gagal dalam membina biduk rumah tangga,
sementara Ani dan Pono masih berstatus lajang. Mereka berempat sudah
sekitar 6 bulan tinggal bersama keluarga Hendro.